BE.com
Bangka, Buletinexpres.com – Provinsi Kepulauan Bangka Belitung masih memiliki tingkat ketergantungan kebutuhan pangan dari luar yang relatif tinggi. Salah satunya komoditas cabai yang masih didatangkan dari luar.
Meski cabai merupakan salah satu bahan makanan yang dibutuhkan masyarakat, namun jika pasokannya terganggu, tak heran jika harga cabai melambung tinggi, bahkan mencapai Rp 180.000 per kilogram.
Untuk membantu mengurangi ketergantungan Babilonia terhadap pangan dari luar daerah, anak usaha PT Timah Tbk, PT Timah Agro Manunggal (TAM) mengembangkan perkebunan cabai yang berlokasi di Desa Kace Timur, Kecamatan Mendo Barat, Kabupaten Bangka.
sehingga nantinya dapat membantu memenuhi pasokan kebutuhan cabai di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Saat ini ada dua jenis Varietas Cabai yang ditanam PT TAM dan ini masih tahap uji coba. Pasalnya, mereka tetap harus mengenali kontur tanah dan jenis cabai apa yang cocok ditanam di lahan tersebut.
“Kalau sudah tahu mana yang benar, itulah yang akan ditanam secara kontinyu, yang tentunya tahan hama dan kondisi tanah kita,” kata Dicky Sinoritha, Presiden Direktur PT TAM, saat panen jagung dan cabai, Kamis (9/2/ 2023).
Ia berharap dengan adanya perkebunan cabai dapat membantu ketergantungan impor pangan dari luar.
“Seperti kita ketahui, di Bangka Belitung sebagian besar bahan pangan seperti jagung, cabai dan lain-lain berasal dari luar Pulau Bangka. paling tidak kita bisa membantu mengurangi impor bahan pangan dari luar,” kata Dicky.
Ia pun berharap nantinya petani bisa ikut menanam cabai sehingga bisa menambah pasokan dari Bangka.
“Ini juga sebagai upaya untuk menginspirasi sesama petani seperti kami untuk menambah pasokan bagi daerah kami sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan, ke depan pihaknya juga berencana melakukan hilirisasi produk cabai.
“Kami memiliki rencana ke depan untuk menanam di lahan seluas 20 hingga 50 hektar, dan akan kami lakukan secara bertahap. bahkan, kami juga akan menyiapkan produk hilir. Yang tentunya bisa langsung dikonsumsi oleh konsumen,” ujarnya.
Produk hilir yang dimaksud Dicky adalah hasil panen cabai hari ini yang akan digunakan sebagai bahan pembuatan cabai kemasan.
“Kita coba ini dulu.kami akan melanjutkan dengan hasil yang memuaskan. Dan formulanya sudah kami siapkan agar produk bisa dilepas di pasaran,” jelasnya.
Sedangkan untuk jagung, menurut Dicky, sebelumnya pihaknya telah melakukan uji coba menanam jagung dengan berbagai varietas.
“Jenis jagung yang kami panen adalah jenis jagung manis yang umumnya dijual di tempat-tempat wisata atau biasa kita kenal dengan jagung manis. Sebelumnya kami juga memanen jagung untuk pakan ternak,” ujarnya. (Red/BE)