Preanto Berharap PT Timah Beri Bantuan Kaki Palsu untuk Dirinya

Penulis : Ical
Editor : Ahada

BE.com

Lubuk Besar, Buletinexpres.com — Tujuh tahun sudah, Preanto (28) menunggu bantuan kaki palsu dari pemerintah daerah ataupun instansi terkait.
Namun apa hendak dikata, harapan tinggalah harapan. Kaki palsu yang ditunggu tak kunjung datang.

Preanto mengaku, selama ini tidak ada bantuan, baik dari pemerintah desa hingga pemerintah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Hanya doa yang terus Ia panjatkan, siapa tahu suatu saat ada orang baik yang perduli akan nasib dirinya tersebut.

“Mudah-mudahan dengan diberitakan ini ada yang bersedia bantu saya. Moga saja PT Timah mendengarkan keluhan saya ini. Karena kata orang-orang, PT Timah biasanya mau membantu orang yang kesusahan,” ujar Preanto sedih.

Preanto merupakan warga Desa Batu Beriga, Rt 005 Rw 001, Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Preanto seorang penyandang disabilitas, mengalami kecelakaan pada tahun 2015 silam, sehingga mengharuskan kaki kanannya terpaksa diamputasi.

Peristiwa naas itu terjadi dipertengahan bulan November 2015, pada saat dia sedang mengambil daun pohon kelapa (mengambil upah).
Dikarenakan licin, menyebakan Ia terjatuh dari ketinggian belasan meter pohon kelapa yang dipanjatnya di Pulau Pongok, Bangka Selatan.

Akibat peristiwa ini, membuat kaki sebelah kanannya harus diamputasi.
Akibat dari kecelakaan itu, Preanto menderita luka berat pada bagian setengah badan dari pinggang hingga kaki tidak bisa digerakkan terkujur kaku, seperti mati badan sebelah dan Dia diharuskan menjalani operasi tulang bagian belakang karena divonis sudah lumpuh total oleh dokter Rumah Sakit yang ada di Sungailiat pada saat itu.

Dikarenakan tidak diizini oleh pihak keluarganya untuk operasi tulang punggungnya itu, akhirnya Preanto mengikuti teraphi pijat urut, sehingga ada sedikit kemajuan dan akhirnya sembuh dari penyakit tersebut.

Tapi sayangnya hanya sebentar saja dia merasakan itu. Tak berpa lama kemudian terjadinya keropos tulang telapak kaki hingga membusuk dan harus diamputasi.

Untuk menjalankan aktifitasnya sehari hari, saat ini pria 28 tahun tersebut harus menggunakan bantuan tongkat.
Dirinya berharap ada intansi dari pemerintahan ataupun BUMN serta para dermawan melirik dirinya  untuk memberi bantuan kaki palsu kepada dirinya.

“Saya berharap sekali ada orang baik, misalnya dari Pemerintah atau apalah yang bisa bantu saya memberikan kaki palsu,” ujar Preanto kepada redaksi ini saat ditemui di kediamannya. (BE/Jb)