PPK Mentok Larang Wartawan Liputan Pleno Rekapitulasi

BE

Mentok, Buletinexpres.com — Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) tidak bersahabat dengan media.

Buktinya, pada saat salah satu wartawan FA di Bangka Barat ini mau meliput rekapitulasi pasca pencoblosan di GSB Kantor Camat Mentok, Sabtu (17/02/2024), wartawan dihambat dan dilarang meliput.

Padahal kegiatan yang sedang digelar di GSB Kantor Camat Mentok Kabupaten Bangka Barat tersebut merupakan kegiatan yang mestinya terbuka untuk umum.

Pasalnya kegiatan tersebut adalah pleno rekapitulasi hari kedua, yang informasinya dibutuhkan oleh para caleg maupun masyarakat secara luas.

Kronologis pengambatan liputan ini bermula ketika seorang awak media FA dilarang masuk ke ruangan pleno dikarenakan tidak menggunakan celana panjang.

Padahal sebelum liputan, FA sudah berusaha menghubungi Dwi Aprianto, salah seorang Komisioner KPU Bangka Barat untuk menanyakan terkait aturan yang berlaku.

Saat dikonfirmasi via telepon, Dwi menyampaikan bahwa jika wartawan hendak meliput ke dalam ruang pleno cukup menunjukan surat tugas ataupun tanda pengenal seperti ID Card Wartawan.

“Iya bang, berhubung ruangan rapat tidak terlalu besar, jadi kita membatasi jumlah orang yang masuk, tapi sifatnya bukan tertutup. Namun kalau kawan-kawan media mau liputan ke dalam cukup tunjukan surat tugas ataupun kartu pers,” ujar Dwi.

Saat ditanya apakah ada aturan yang menegaskan tentang larangan masuk bagi wartawan yang menggunakan celana pendek, Dwi Aprianto tidak bisa memberikan jawaban.

“Boleh, langsung kesana bang, bawa kartu pers Bang, boleh masuk,” tegas Dwi.

Mendapatkan menjelasan dari Komisoner KPU Bangka Barat ini, FA kembali meminta izin dengan petugas yang berjaga di depan GSB Camat Mentok.

Namun berbeda dengan penjelasan dari Komisioner KPU Bangka Barat Dwi Aprianto, si petugas ini tetap saja melarang meliputi secara lengkap rapat pleno rekapitulasi.

Ada Apa? Salah satu petugas PPK hanya memberikan waktu selama 5 detik jika hendak masuk.

“Ini aturan dari kita, kalau memang mau foto biar kami yang memgambil, kalau mau masuk boleh 5 detik saja,” ujar Sarli.

Mendengar perkataan tersebut, wartawan FA langsung menolak tawaran tersebut, menurutnya jika hanya 5 detik foto apa yang bisa diambil.

FA menyayangkan perlakuan PPK yang terkesan tertutup, serta petugas yang tidak menunjukan sikap humanis terhadap kerja jurnalistik tersebut.

“Kalau cuma 5 detik mending saya pulang, foto jurnalistik apa yang bisa diambil dalam waktu 5 detik. Sangat disayangkan hasil dari pesta demokrasi dikemas dengan kesan tertutup begini”, pungkasnya. (JB/BE)