Penulis : Edoy
BE.com
Pangkalpinang, Buletinexpres.com — Pabrik Sawit PT Payung Mitrajaya Mandiri (PMM), disinyalir belum mampu mengelolah limbah pabrik secara maksimal.
Bukti bau limbah yang mencemari udara, dirasakan oleh masyarakat di dua Desa, seperti Desa Maras Senang dan Desa Simpang Yul. Juga termasuk limbah yang mengalir di sungai Gendir, yang terletak di perbatasan Dusun Dinai dan Dusun Penegak
Mirisnya lagi, pabrik sawit ini secara administrasi berdiri diatas wilayah Kabupaten Bangka, namun racun limbah pabrik sawit PT PMM ini, pembuangannya ke wilayah Bangka Barat, yang pada akhirnya terdapat dua Dusun di Desa Simpang Yul, Kecamatan Tempilang, Kabupaten Bangka Barat, yang terkena imbasnya. Yaitu Dusun Dinai dan Dusun Penegak.
Seperti hal nya warga Dusun Dinai dan Dusun Penegak yang mengeluhkan aroma tak sedap, yang berasal dari limbah pabrik
Ditanya hal ini kepada perwakilan PT PMM bagian Humas Ferianto mengatakan limbah tersebut tidak tercemar, walaupun semua itu dirasakan warga yang terdampak yang merasakannya, dan lucunya lagi disinggung masalah bau yang ditimbulkan dari limbah sawit yang mengeluarkan aroma tak sedap, justru ia tidak bisa menjelaskannya, hanya menurutnya bau itu relatif.
“Kalau tercemar sih kami merasa tidak tercemar lagi pak, kalau bau itu relatif pak, gimana ya agak susah saya menjawabnya,” kata Ferianto Humas PT PMM, kepada tim awak media Jobber (Jounalis Babel Bergerak) di Manifesto Coffee Jl. Solihin GP No.41, Melintang, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkal Pinang, Sabtu (19/112022)
“Kita belum cek lagi, tetapi sebelumnya kita sudah ada dipanggil pihak DLHK Babel, dan kita sudah ada kesepahaman dengan masyarakat sekitar,” tambahnya.
Ditempat yang sama, Tian selaku Legal pabrik PT PMM tidak mau terlalu berkomentar banyak, kepada awak media tim Jobber ia menjelaskan, jika maksud pertemuan yang mereka (red-pt pmm) rencanakan sekedar untuk silahturahmi, tanpa membahas plus mines nya suatu perusahaan.
“Jadi gini aja bang, kami disini datang bertemu dengan abang abang sekalian bermaksud silahturahmi sekaligus klarifikasi, kalau kita bahas plus mines nya perusahaan, perusahaan sebesar apapun pasti ada mines nya, jadi kedepannya kita bisa terus jalin silaturahmi, kira kira seperti itu bang,” jelas Tian
Tian pun tak menyangkal, kalau limbah pabrik sawit PT Payung Mitrajaya Mandiri (PMM) belum sepenuhnya sempurna, karena masih banyak yang akan dilakukan oleh perusahaan itu sendiri.
“Memang limbah pabrik ini belum sempurna masih banyak yang harus dilakukan lagi, sehingga nantinya limbah yang dikeluarkan sudah benar benar memenuhi hal hal yang positif,” ujarnya.
Disinggung berkenaan dengan CSR bagi warga atau masyarakat diluar wilayah lingkungan pabrik sawit PT PMM yang terdampak langsung dengan limbah nya, Tian mengakui bahwa belum ada CSR bagi warga yang terdampak langsung.
“Untuk CSR memang belum ada, cuma ada bantuan beras setiap bulan, per Kepala Keluarga, masing masing satu kampil beras lima kilo,” kata Tian
Sementara untuk income sendiri belum diketahui, apakah wilayah Pemerintahan Bangka Barat mendapat pemasukan untuk kas daerah, dari dampak yang ditimbulkan oleh PT PMM, karena memang fakta dilapangan, wilayah Bangka Barat terkena imbas pembuangan limbah pabrik sawit dari PT PMM.
Namun untuk mengetahui itu semua, awak media ini nantinya akan berupaya menghubungi Bupati ataupun Wakil Bupati Bangka Barat, dan juga pihak pihak terkait. (Tim Jb)