Orang Tua Murid tidak Terima Kepala Anaknya Dibenturkan ke Papan Tulis Oleh Oknum Guru SD di Toboali

Penulis : Bambang

Editor   : Dedy

 

BE.com

Toboali, Buletinexpres.com — Diduga oknum Guru SDN di Toboali lakukan kekerasan terhadap anak didiknya, pada saat jam pelajaran berlangsung. Hal itu terungkap berkat  laporan orang tua murid  WR  kepada media ini.

WR, orang tua murid dari korban dugaan kekerasan  tersebut menceritakan, jika anaknya yang baru duduk di bangku kelas 2 Sekolah Dasar Negeri di Toboali Kabupaten Bangka Selatan, mendapat perlakuan tidak wajar dari oknum guru nya sendiri.

Dengan cara kening  anak tersebut di benturkan ke papan tulis, hingga kening sih anak lebam dan benjol. Dan itu dilakukan oleh oknum guru wali kelas 2, pada saat mata pelajaran sedang berlansung.

“Benar itu anak saya, dia ngadu kepada saya, kalau pada saat jam pelajaran kerja kelompok di dalam kelas, anak saya ini awalnya di tegur dulu, lalu dipanggil oleh oknum guru tersebut, setelah anak saya menghampiri gurunya, kemudian saya tidak tau ceritanya gimana, kata anak saya, kepala nya dibenturkan ke papan tulis, hingga bengkak,” ungkap WR kepada Wartawan dikediamannya, Selasa (15/08/2023).

Setelah mendapat aduan dari anaknya, Wiki berinisiatif langsung menanyakan kebenaran nya kepada oknum guru tersebut, yang merupakan wali kelas anaknya sendiri. Menurutnya, oknum guru tersebut setelah ia konfirmasi, mengakui perbuatannya.

“Saya konfirmasi langsung ke oknum guru itu, dan oknum guru itu mengakui perbuatannya, alasan dia sudah diluar batas kesabarannya, sehingga oknum guru itu tega melakukan kekerasan terhadap anak saya yang baru duduk di bangku kelas 2,” cetusnya.

“Seharusnya seorang guru itukan tugasnya mendidik, bukan melakukan kekerasan, kami selaku orang tua tidak menerima atas kejadian ini,” tambahnya.

WR  berharap, kejadian yang menimpa anaknya tidak akan terulang kembali terhadap siswa-siswi yang lain, karena akan menimbulkan trauma terhadap psikologis anak itu sendiri.

“Harapan saya kejadian yang menimpa anak saya ini, jangan sampai terjadi terhadap anak-anak yang lain, karena akan terganggu mentalnya,” harapnya.

Dari informasi yang berhasil di rangkum media ini, kalau dugaan kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru tersebut, bukan hanya menimpa satu orang anak saja, akan tetapi sudah ada kejadian-kejadian sebelumnya yang dialami oleh  siswa-siswi yang lain.

Sementara SW oknum guru yang diduga melakukan kekerasan terhadap anak didiknya SF (7), pada saat di konfirmasi media ini belum bersedia memberikan jawaban, ia beralasan sudah malam mau istirahat tidur.

Padahal sewaktu media ini mengkonfirmasi kepada dirinya, waktu baru menunjukan pukul 18.44 WIB.  SW malah menyuruh wartawan datang besok menemuinya di Sekolah.

“Besok aja lah datang ke sekolah pak ya, biar saya jelaskan kronologisnya seperti apa, inikan bukan jam kerja, jangan ganggu saya ini sudah malam, saya mau istirahat tidur,” tukas SW dengan nada tinggi, saat dikonfirmasi melalui via telpon. (Red/BE).