Editor : Ahada
BE.com
Mentok, Buletinexpres.com — Maling teriak maling, itulah selogan yang pantas ditujukan kepada para cokong serakah, yang mau menguasai tambang di perairan tembelok, dan membeli hasil Penyelundupan timahnya.
Perairan Tembelok saat ini belum baik-baik saja. Meskipun dukungan masyarakat Tembelok Mentok dan sekitarnya mengalir, agar aktivitas pertambangan tetap diteruskan, namun ada saja kelompok-kelompok yang tidak senang masyarakat mendapatkan rupiah di tersebut.
Kelompok-kelompok yang selalu menyerang ini, kabarnya dibekingi para cukong dari Pangkalpinang dan Bangka Selatan.
Para cukong yang juga kebelet menguasai lokasi Tembelok ini, terus mengumbar provokasi.
Akibatnya, seolah-olah adanya pertentangan di tengah masyarakat. Padahal sejatinya di lapangan masyarakat Tembelok dan sekitar sangat berharap aktivitas tambang di perairan Tembelok berjalan lancar dan memberikan manfaat kepada banyak orang.
“Itulah Bang, ada saja pihak-pihak yang memprovokasi. Ternyata mereka ini peliharaan cukong yang mau merebut lokasi Tembelok ini Bang,” ujar Sul, di dampingi Lim, warga sekitar Tembelok kepada Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), Kamis (05/10/2023).
Dikatakan Sul, selain memprovokasi melalui informasi yang tidak sesuai fakta di lapangan, para cukong ini juga mengompori masyarakat dengan membuat pos penimbangan diluar kepanitiaan yang telah dibentuk masyarakat Tembelok.
“Tidak tahu Bang, mengapa mereka kok bisa buat pos penimbangan lain. Inilah yang membuat jadi tidak kondusif di sini. Kalo misalnya mereka mau nambang, silahkan ke tempat lainlah. Jangan merusak di sini,” tandas Sul.
Selain dua hal yang disampaikan Sul maupun Lim ini, dua hari belakangan diketahui ada lagi pihak lain yang menyelundupkan pasir timah hasil tambang di Tembelok.
“Istilahnya mereka itu adalah maling Bang,” timpal Lim.
Informasi yang dihimpun Tim Jobber di lapangan, disebutkan bahwa penyelundupan pasir timah besar-besaran ini diduga dilakukan oleh kelompok penambang ilegal menggunakan speedboat dari perairan Tembelok dan Keranggan menuju Pelabuhan Limbung, pada Kamis (05/10/2023) pagi.
Pantauan di lokasi tampak beberapa speedboat mondar mandir mengantarkan pasir timah yang siap untuk diangkut kembali menggunakan sepeda motor.
Aktivitas beberapa orang tertangkap kamera satu speedboat berwarna hijau bersama empat orang pria bersiap bersandar di samping dermaga pelabuhan.
Sampai di dermaga, terlihat satu sepeda motor bersiap membawa dua karung pasir timah. Terlihat karung tersebut diletakan tepat di tengah sepeda motor, kemudian ditutup dengan karpet berwarna kuning.
Dua orang pria kemudian berboncengan sembari membawa beberapa derigen serta pasir timah yang di duga akan dijual tersebut.
Berdasarkan informasi dari warga di lapangan, kegiatan ini sudah berlangsung sejak pukul 07.00 WIB.
Pasir timah tersebut kemudian disembunyikan di sebuah rumah kontrakan di Kampung Teluk Rubiah Laut.
Warga Tembelok berharap Kepolisian Bangka Barat menangkap para pelaku ini, karena sudah meresahkan warga dan berdampak dengan ketentraman warga Tembelok dan sekitar.
Sul dan Lim juga menyoroti adanya pihak-pihak yang menyebukan bahwa ada tiga Bos Timah yang menguasai aktivitas tambang di Tembelok.
“Tidak benar Bang ada tiga Bos yang menguasai di lokasi ini Bang. Justru yang kami alami selama ini, mereka itu kerja dan duit dari tambang dirasakan oleh masyarakat Tembelok. Yang merusak itu jusru yang jual keluar secara diam-diam Bang,” tandas Sul.
Pasalnya, kata Sul, akibat ulah oknum yang menggelapkan hasil tambang Tembelok ini, telah menyebabkan hasil tambang tersebut tidak masuk kepada masyarakat, rumah ibadah dan lainnya yang membantu ekonomi masyarakat. (Tim JB/BE).