Penulis : Mang Toni JB
BE
Bangka Barat, Buletinexpres.com — Di tengah gencar-gencarnya tim dari Jampidsus Kejaksaan Agung RI, mengusut kasus korupsi tata niaga pertimahan di Bangka Belitung, namun tak membuat sejumlah cukong dan kolektor timah ciut.
Selain telah mengamankan belasan cukong kelas kakap, penyidik Jampidsus Kejagung RI juga menyita sejumlah aset yang diduga menjadi alat bukti penunjang kegiatan ilegal mereka.
Tercatat kurang lebih sudah 55 alat berat PC milik salah satu tersangka Thamron alias Aon yang disita Kejagung RI. Saat ini barang bukti tersebut, diamankan di halaman Kejati Bangka Belitung.
Namun, di tengah pengusutan perkara korupsi tata niaga timah, terlihat pemandangan tak lazim di area Hak Guna Usaha (HGU), perkebunan kelapa sawit PT Gunung Sawit Bumi Lestari (GSBL) di desa Ibul, Kecamatan Simpang Teritip, Kabupaten Bangka Barat, Minggu (04/03/2024).
Sejumlah alat berat (PC) terlihat mengobrak-abrik area lahan perkebunan PT GSBL.
Kurang lebih ada sekitar tiga atau empat alat berat yang beroperasi. Rata-rata, merek Kobelco.
Ratusan batang pohon sawit tumbang. Ranting dan batang pohonya beserakan di area tersebut.
Sementara, alat-alat berat yang dikerahkan, leluasa mencabik-cabik perut tanah HGU PT GSBL membentuk lubang camui.
Sementara, material pasir membentuk gundukan tanah yang cukup tinggi. Di sekitar, area tambang, terlihat bangunan camp pekerja tambang.
Informasi yang diperoleh tim Jobber, aktivitas tambang tersebut
tidak mengantongi legalitas alias ilegal. Baru beroperasi kurang lebih sepekan.
“Kalau kerjanya sudah sekitar seminggu. Cuma paling baru tiga hari ini turun mesinnya. Kemarin-kemarin masih membuka lubang,” ujar sumber yang meminta identitasnya tidak dipublis.
Lanjut sumber, aktivitas tambang tersebut di koordinir seorang pengusaha bernama Bus alias Tom.
Tak hanya menampung hasil timah, Tom juga disebut-sebut sebagai pemilik alat berat.
Sementara, di lapangan Tom memiliki anak buah bernama Jo. Untuk kapasitas mesin yang mereka gunakan yakni skala besar.
“Yang punya tambang dan PC, Tom dan Jo, mereka beroperasi di blok G1 dan G2. Kalau mereka pakai mesin besar, kalau di sini orang menyebutnya mesin dompeng,” sambung sumber.
Sementara, pihak-pihak terkait lainnya, masih dalam upaya konfirmasi. (Tim JB/BE).