Lahan Eks Kobatin Digarap TI, Warga Sebut Punya Bos Karel

Penulis : Edoy

BE.com

Bangka Tengah, Buletinexpres.com — Tambang timah berskala sedang yang diduga ilegal merambah lahan eks Kobatin di wilayah Desa Kulur Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Rabu (23/11/2022)

Pantauan Tim Jobber (Journalis Babel Bergerak) dilapangan terdapat satu unit alat berat merk Kobelco warna hijau sedang menggali lubang raksasa dan mengobrak abrik lahan tersebut guna mempermudah melakukan penambangan, dengan kedalaman diperkirakan empat hingga lima meter dari permukaan tanah.

Mirisnya lagi lokasi tambang tersebut sangat dekat dengan fasilitas jalan umum, yang dikawatirkan dapat menimbulkan longsor.

Menurut warga sekitar TambangĀ inkonvensional itu milik warga Koba bernama Karel.

“Tambang itu punya Bos Karel pak, warga Koba,” kata warga sekitar kepada tim Jobber

Informasi yang berhasil dirangkum awak media dilapangan, jika lahan eks Kobatin itu pada dasarnya sudah dikuasai oleh Negara, yang secara tidak langsung tentunya telah dihibahkan kepada Pemerintah Daerah Bangka Tengah.

Namun anehnya lahan yang notabene sudah menjadi milik Pemkab Bateng tersebut disinyalir diperjualbelikan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Karena lahan eks Kobatin yang digarap tambang oleh Bos Karel tersebut sudah menjadi lahan pribadi miliknya sendiri.

“Lahan itu awalnya punya Kobatin pak, setahu saya sekarang sudah punya Pemda pak, tapi lah di beli sama Bos Karel dari orang lain,” ungkap warga yang tidak mau namanya disebutkan.

Hal senada juga dijelaskan oleh pengawas alat berat di lokasi tambang miliknya Karel, saat ditanya awak media ia mengakui kalau tambang tersebut milik warga Koba Karel, dan merupakan lahan pribadi.

Terpantau alat berat yang sedang menggali lubang di lahan eks Kobatin

“Punya pak Karel bang, ini lahan dia pribadi,” ujar pengawas alat berat.

Dia pun membeberkan hasil pendapatan yang diperoleh tambang timah milik Karel tersebut satu hari nya bisa mencapai 70 sampai 80 kilo pasir timah.

“Lumayan lah bang, dua pron saja dalam satu hari bisa dapat 70 sampai 80 kilo,” bebernya.

Saat ditanya keberadaan pemilik tambang tersebut, pengawas alat berat itu mengatakan, kalau orang yang bersangkutan tidak ada di lokasi.
Awak media mencoba untuk mendapatkan nomor contak pemilik tambang, cuma sayangnya tidak berhasil mendapatkannya.

“Pak Karel tidak ada disini bang, saya tidak punya nomor kontaknya,” ujarnya.

Sampai berita ini ditayangkan, awak media ini akan berupaya mendapatkan keterangan dari pemilik tambang, dan juga konfirmasi dari pihak Pemkab Bateng terkait dugaan lahan Negara yang diperjualbelikan. (Tim Jb)