BE
Pangkalpinang, Buletinexpres.com — Sektor tambang sering kali diidentikkan dengan kegiatan berat dan maskulin. Namun, dibalik aktivitas pertambangan yang maskulin, terdapat keberadaan perempuan yang semakin berkembang dalam dunia ini.
Meskipun masih menjadi minoritas dalam sektor pertambangan, tapi kisah perempuan yang bekerja di sektor tambang menceritakan tentang ketahanan, keberanian, dan kontribusi yang tak bisa diragukan.
Para pekerja perempuan di Industri pertambangan tidak hanya terbatas pada pekerjaan administratif atau dukungan. Semakin banyak perempuan yang terlibat langsung dalam kegiatan operasional.
Kemampuan perempuan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang keras dan berat merupakan bukti keberagaman keterlibatan perempuan di sektor ini dapat memberikan kontribusi yang optimal bagi perusahaan.
Selain itu, perempuan juga memiliki peran penting dalam memastikan keberlanjutan dan tanggung jawab lingkungan di sektor tambang.
Dengan wawasan dan perspektif yang berbeda, perempuan dapat membantu menciptakan praktik-praktik pertambangan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
PT Timah memberikan ruang dan kesempatan bagi para pekerja perempuan untuk berkembang dan meningkatkan kapabiltasnya. Bahkan para perempuan memiliki peran strategis dalam mendukung kinerja perusahaan.
Berikut inspirasi dari para pekerja perempuan di PT Timah yang telah mendedikasikan diri belasan tahun untuk perusahaan agar bisa memberikan kontribusi maksimal bagi negara dan membangun peradaban bangsa lewat sektor pertambangan.
Ria Wardhani Pawan salah satu pekerja perempuan yang telah mengabdi 25 tahun di PT Timah menceritakan banyak pengalaman dan keseruan yang didapatkan setelah bergabung dengan PT Timah.
Alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia ini saat ini menjabat sebagai Direkur Utama PT Timah Industri yang merupakan anak usaha PT Timah yang bergerak dalam bidang hilirasi timah.
Wanita yang kerap disapa Ria ini mengatakan, dirinya merupakan perempuan pertama yang menjadi Kepala Unit Metalurgi Mentok yang saat itu harus memimpin sekitar 800 orang.
Meski hanya sembilan bulan kata dia pengalaman itu sangat berharga dan membuat dirinya semakin tangguh.
Bagi Ria gender bukan penghalang untuk bisa berkarya maksimal, memberikan kontribusi optimal dan meningkatkan kapabilitas dan berinovasi. Berada di lingkungan maskulin justru membuat Ria makin tangguh.
Baginya, PT Timah sangat mendukung pekerja perempuan, hal ini dibuktikan dengan kesempatan yang sama antara pekerja laki-laki dan perempuan, tinggal bagiamana para pekerja mengembangkan diri untuk bisa berkontribusi mendukung kinerja perusahaan.
“Serunya kita bisa melakukan apa yang kita mau, mungkin orang melihat perempuan banyak keterbatasan, tapi ketika kita berusaha untuk memberikan yang terbaik dan hal yang tidak terduga itu sesuatu yang luar biasa,” katanya.
Ria membagikan pengalaman berkesannya saat ditempatkan PT Timah di London untuk mendukung pemasaran produk PT Timah di pasar Eropa.
“Pengalaman yang paling berkesan yang tidak pernah terbayangkan ketika saya ditempatkan di anak usaha di London 4 tahun tidak pulang. Di kantor sana ada tiga lantai dan itu saya all in one bersih-bersih, ganti lampu dan memasarkan produk,” katanya.
Meski diakuinya, ada beberapa tantangan yang kadang dihadapi pekerja perempuan seperti fisik. Tapi hal ini bisa diantisipasi dengan baik.
Kata dia tantangan adalah upaya untuk memacu diri untuk berusaha lebih keras dan belajar lebih banyak.
“Pengalaman dan pengetahuan menjadi pembelajaran untuk membangun logika berpikir yang digunakan dalam pekerjaan. Bagaimana kita bisa menyelesaikan tugas bukan hanya asal mengerjakan tugas, tapi berusaha memberikan yang terbaik. Karena setiap tugas ada proses yang kita lalui dan itulah proses belajarnya,” ucapnya.
Baginya, sebagai perempuan tak boleh terkungkung dalam bias gender, karena perempuan punya kesempatan dan peluang untuk mengembangkan kemampuan dan berkarir sesuai keinginan.
“Gender bukan masalah jika kita memang berniat untuk memberikan yang terbaik dalam pekerjaan, PT Timah memberikan kesempatan yang sama. Tinggal bagaimana mengelola dan mengembangkan kemampuan agar bisa memiliki kompetensi yang sesuai,” katanya.
Dirinya berpesan perempuan untuk tidak mudah terjebak dalam comfort zone sehingga bisa terus mengembangkan kemampuan terbaiknya dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari.
“Jangan menganggap pekerjaan sebagai sambilan, karena itu kesempatan untuk mencurahkan kompetensi dan kapabilitas. Cari mimpi baru yang harus dilakukan jangan stuk di satu posisi,” pesannya.
Sama halnya dengan Kepala Divisi Commercial PT Timah Tbk Yenni Wiska Ariani yang mengatakan, berada di Industri pertambangan yang maskulin tak pernah terbayangkan olehnya sebelumnya. Namun, setelah menjadi bagian dari industri ini dirinya mendapatkan banyak pengalaman.
“Mayoritas memang laki-laki, tapi di PT Timah dan lingkungan kerja saya tidak melihat gender sebagai bentuk ekskulisifitas. Kadang pekerja laki-laki juga lupa kalau saya perempuan, karena mindset lingkungan kerja itu semuanya setara yang penting bagi mereka bagiamana kontribusi kepada perusahaan dan negara,” kata Yenni.
Yenni mengatakan, dirinya bangga menjadi bagian dari perusahaan tambang timah karena meskipun timah bukan logam utama dalam suatu produk, tapi hampir setiap produk elektronik menggunakan timah yang artinya PT Timah dan pekerjanya menjadi bagian dari mendukung peradaban.
“Saya dulunya tidak pernah bermimpi atau berkeinginan untuk bekerja di pertambangan, tapi begitu mendapatkan lowongan ini itu sudah mengejutkan, ternyata industri pertambangan terlihat sangat maskulin, tapi dibalik ke maskulinan itu perempuan itu bisa berkontribusi dan itu saya rasakan,” bebernya.
Sebagai pekerja perempuan, kata dia ada beberapa tantangan yang dihadapi apalagi dirinya seorang ibu. Namun, PT Timah memiliki berbagai program yang mendukung hal ini.
“Sebagai ibu yang memiliki dua anak, saya merasa PT Timah mendukung kami karena saya pernah cuti di luar tanggungan untuk membesarkan anak sulung dan itu diberikan oleh perusahaan. Di Kantor juga fasilitas memadai karena disediakan ruang laktasi dan lainnya,” ucapnya.
Yenni mengajak perempuan yang berkiprah dalam industri pertambangan untuk tetap semangat untuk terus memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa dan negara.
Keseruan sebagai pekerja perempuan di PT Timah juga diceritakan oleh Oktaviani yang saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Keuangan PT Timah.
Belasan tahun di PT Timah dirinya telah mendapatkan banyak pengalaman dan kesempatan dari PT Timah untuk mengembangkan karirnya.
“Sebagai pekerja perempuan di tengah mayoritas laki-laki itu memiliki tantangan tersendiri namun ini bukan hambatan. Justru memberikan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan sebagai perempuan dengan memberikan kontribusi terbaik bagi perusahaan,” ucapnya.
Menurutnya, PT Timah memberikan kesempatan bagi para pekerja perempuan dan perusahaan juga memberikan apresiasi bagi mereka yang berprestasi.
“Kita minoritas dari mayoritas, tapi kita berada di lingkungan kerja yang kita disetarakan dengan laki-laki. Kita berkutat dengan pekerjaan dan tugas masing-masing sehingga memacu adrenalin untuk bisa bekerja maksimal,” sebutnya.
Baginya 16 tahun yang dilaluinya bersama PT Timah bukanlah waktu yang singkat, dirinya merasakan berbagai pola kepemimpinan dan naik turunnya kinerja perusahaan.
“Pengalaman yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya ialah saya bisa pergi ke London dan Nigeria. Kala itu saya ke london sebagai apresiasi yang diberikan perusahaan atas ajang Timah Innovation Award dan sekaligus juga diberikan kesempatan untuk mengikuti LME Week, serta ke Nigeria dalam rangka dinas perusahaan,” sebutnya.
Meski bekerja dalam bidang financial, kata dia mereka juga kerap turun ke lokasi penambangan. Hal ini tentunya juga tak lepas dari berbagai risiko. Namun, tak membuat dirinya gentar.
“Dukungan PT Timah bagi pekerja perempuan sangat nyata, hal ini terlihat dari semakin banyak perempuan yang mengisi tugas strategis di Perusahaan. Untuk itu, kita tetap harus semangat dalam bekerja dan belajar, terus mengembangkan keterampilan dan potensi diri, lingkungan kerja memang memiliki risiko sehingga kita juga harus senantiasa waspada serta menjaga keseimbangan agar tetap sehat secara fisik dan mental. Yang terpenting adalah bekerja ikhlas dan terus memberikan kontribusi terbaik,” tandasnya.
Peran perempuan di sektor tambang semakin berkembang, melibatkan seluruh potensi manusia tanpa memandang gender dan mendukung untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil dan setara bagi semua adalah langkah nyata PT Timah dalam mendukung pekerja perempuannya. (Red/BE).