Penulis : Tim Jobber
BE.com
Bangka, Buletinexpres.com – Belakangan ini muncul deretan nama-nama para Koordinator aktivitas tambang di perairan Batu Hitam, mencuat di tengah memanasnya situasi di perairan Mengkubung.
Para Koordinator ini konon katanya sengaja dipasang para cukong dan kolektor untuk menampung dan membeli pasir timah dari penambang di Batu Hitam.
Wajar saja Batu Hitam perairan Mengkubung, Desa Riding Panjang, Kecamatan Belinyu, jadi rebutan para cukong dan kolektor pasir timah.
Belum lama ini, gesekan antar masyarakat, penambang dan nelayan nyaris pecah. Bahkan sejumlah aksi aksi demo menentang aktivitas tersebut belakangan ramai diberitakan.
Bahkan video dokumentasi kericuhan antar warga, nelayan dam penambang tersebut sempat viral di medsos dan WA Group.
Dalam video tersebut mereka mengklaim para penambang beroperasi di wilayah tangkap dan akses keluar masuk nelayan.
Ironisnya, meski nyaris terjadi kontak fisik antar kedua kubu, Aparat Penegak Hukum (APH) seolah dibuat tak berdaya menghadapi para koordinator tambang timah di perairan Batu Hitam Mengkubung.
Informasi yang dihimpun, tercatat kurang lebih ratusan ponton tambang di Batu Hitam Mengkubung. Dari ratusan ponton tersebut, mengerucut deretan diduga nama nama pemain timah di Batu Hitam Mengkubung.
Diantaranya, kelompok Janu, Johan, Rey dan Abu. Rata rata dari mereka mengkoordinir 30 sampai 40 ponton.
Johan yang namanya mencuat, diduga menjadi salah satu koordinator dilokasi tambang, saat dikonfirmasi tidak ditanggapi konfirmasi yang dikirim kepadanya.
Setali tiga uang dengan Abu dan Janu, konfirmasi yang dikirim media jejaring tim Jobber juga tidak direspon.
Sementara Rey yang juga namanya mencuat, diduga menjadi salah satu koordinator tambang membantah saat dikonfirmasi jejaring tim jobber, jika dirinya menambang diwilayah tersebut.
Ia menegaskan, saat dihubungi tidak menambang di wilayah Batu Hitam.
“Waalaikum salam, saya pastikan Bang bahwa sampai saat ini saya nggak ada giat di Batu Hitam dan sekitarnya,” ujar Rey, kepada tim Jobber, Senin (27/11/2023) malam.
“Saya pastikan saat ini tidak ada Bang,” tegasnya.
#Nelayan Menjerit Ngadu ke Kapolda
Sebuah video yang menggambarkan keluhan dan jeritan nelayan beredar luas.
Baik di laman Media Sosial (Medsos) maupun WhatsApp (WA) Group. Bahkan tak sedikit dari mereka yang menyematkan video tersebut menjadi story WA.
Video berdurasi 49 detik tersebut, menggambarkan maraknya aktivitas pertambangan di laut Rumpak Batu Hitam Mengkubung Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka.
Dentuman suara puluhan bahkan ratusan Ponton Isap Produksi (PIP) mewarnai momen pengambilan video oleh sejumlah nelayan.
Dalam video yang didokumentasikan dan diterima tim Jobber Rabu (22/11/2023), masyarakat nelayan tampak menaruh harapan di pundak Kapolda Kepulauan Bangka Belitung, Irjen Pol Tornagogo Sihombing dan jajarannya untuk turun tangan menindak segala bentuk aktivitas TI Ilegal di laut Batu Hitam Mengkubung.
Sebab bagi mereka, aktivitas TI ilegal tersebut telah merambah wilayah tangkap dan lalu lalang masyarakat nelayan.
“Hari ini kami masyarakat nelayan resah karena TI ilegal ini sudah beroperasi di wilayah nelayan. kami harap pak Kapolres Bangka, pak Kapolsek Belinyu pak Kapolda untuk menindak tegas tambang tambang laut ilegal ini keluh kesah kami mohon ditindaklanjuti pak,” kata nelayan dalam video tersebut.
Jeritan dan keluhan serupa juga datang dari nelayan lainnya. Bahkan, mereka mengaku telah berulang kali minta APH segala bentuk aktivitas TI ilegal yang beroperasi di wilayah tangkap nelayan.
“Kami masyarakat nelayan telah berulang ulang kali mengatakan kepada aph untuk menindak tegas segala bentuk tambang tambang ilegal yang ada di wilayah tangkap nelayan desa Riding panjang, Rumpak Batu Hitam hari ini beroperasi. Pak Kapolda, pak Kapolres, lihatlah kami masyarakat nelayan di serang aktivitas TI ilegal,” ketus nelayan lainnya.
Dalam video tersebut, mereka juga meminta Kapolda dan jajaran menindak para kordinator dan oknum pengusaha yang menambang di wilayah tangkap nelayan
“Kami Mohon pak kapolda untuk menidak tegas tambang tambang laut, batu Hitam Perairan Mengkubung, kuduk dan pulau padi. Lihatlah kondisi kami pak.
Kami minta pak Kapolda juga menindak kordinator kordinator dan oknum pengusaha yang menambang di wilayah tangkap nelayan ini,” harap Nelayan. (JB/BE).