BE
Koba, Buletinexpres.com — Bau busuk air sumur akibat tercemar limbah tambak udang vaname telah meresahkan warga Sekolah Dasar Negeri (SDN) 12 Koba Dusun Pal 4 Desa Penyak Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengah.
Sumur sekolah yang biasanya menyuplai air bersih untuk digunakan warga sekolah tersebut, sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi.
Bau busuk air sumur ini telah membuat warga sekolah tidak berani lagi menggunakan air yang sebelumnya menjadi tumpuan mereka.
Saat ini, warga SDN 12 Koba terpaksa menggunakan air galon isi ulang, baik untuk konsumsi maupun keperluan hajat lainnya.
“Kami tidak mau lagi Pak menggunakan air sumur. Baunya membuat kita tak sanggup lagi. Untuk keperluan sehari-hari warga sekolah, kita terpaksa membeli air galon, seperti untuk membasuh muka, gosok gigi dan lainnya,” ujar Kepala SDN 12 Koba, Darma kepada media ini saat mengunjungi sekolah, Senin (12/02/2024).
Hal serupa juga dialami sejumlah warga yang rumahnya tidak berjauhan dengan lokasi tambak udang vaname PT Sejahtera Mitra Jaya Mandiri (SMJM).
Diduga warga bahwa yang menyebabkan air sumur menjadi busuk itu dikarenakan tercemar resapan air limbah buangan dari tambak udang milik PT SMJM.
Kondisi ini, menurut Darma, sebenarnya sudah cukup lama dikeluhkan pihaknya dan warga sekitar yang terdampak.
Namun sayangnya respon dari pihak perusahaan maupun dinas terkait lamban.
“Setelah kondisi ini diberitakan, barulah ada dinas yang datang ke sini,” tukas Darma.
Mencermati kondisi sumur-sumur warga dan sekolah yang kini tercemar, menurut Darma, kemungkinan sudah sulit untuk digunakan kembali.
Pasalnya, sumur resapan yang telah dibuat cukup lama tersebut sudah tercemar air limbah buangan dari tambak udang.
Untuk itu, Ia mengusulkan pihak perusahaan membuat sumur baru. Sebelum sumur baru selesai dibuat, maka mereka juga minta suplai air bersih sesuai kebutuhan setiap rumah dan sekolah yang terdampak pencemaran.
“Harapan kami dibuatkan sumur bor yang dalam dan jauh dari sini, agar warga yang terdampak merasakan air bersih kembali dan layak untuk kebutuhan warga yang terdampak,” ujar Darma.
Informasi yang dihimpun tim media ini, setelah viral pemberitaan air sumur warga Dusun Pal 4 tercemar pada Minggu (11/2/2024), pada Senin (12/2/2024) pagi, pihak dari Dinas Lingkungan Hidup bersama Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah mendatangi rumah warga yang terdampak.
“Tadi ada orang dari DLH bersama Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah datang kesini ke rumah rumah warga yang terdampak. Mereka mengambil air warga. Setelah itu kalo tidak salah, rombongan dari dinas itu ke lokasi tambak udang,” tukas Darma.
Soal pengecekan air yang disebut warga telah tercemar tersebut diakui oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangka Tengah Ary Yanuar.
“Ia petugas kita hari ini ke lokasi, ke rumah warga dan juga langsung cek ke tambak udang. Sampai siang ini belum kembali, tampaknya alot pengecekan di sana. Semuanya diperiksa seperti berita yang kalian buat,” ujar Ary, kepada media ini di Kantor DLH Kabupaten Bangka Tengah, Senin (12/2/2024).
Saat ditanya soal perizinan tambak udang tersebut, Ary mengatakan bukan pihaknya yang berwenang mengeluarkan izin.
Pihaknya hanya mengeluarkan dokumen UPL-UKL/AMDAL (Bagi yang berbadan hukum).
“Kalo perizinan adanya di OSS (Online Single Submission), bisa ditanyakan ke OSS). Apakah sudah ada izinnya lengkap atau belum, OSS yang tahu. Kalo kami hanya mengeluarkan satu syarat saja, yaitu UKL/AMDAL,” ujar Ary.
Untuk mengetahui persoalan pencemaran sumur warga, Ary berjanji akan menginformasikan, tetapi menunggu hasil pengecekan dari staf DLH Kabupaten Bangka Tengah yang sudah turun pada Senin (12/2/2024).
“Nanti tim yang turun ini akan menyimpulkan dan memberi pandangan kepada saya. Jadi kita tunggulah tim bekerja,” tukas Ary.
Pada pemberitaan sebelumnya, media ini menghubungi salah satu pengurus tambak udang PT Sejahtera Mitra Jaya Mandiri, Fendi.
Diakui Fendi, pihaknya sudah mensuplai air kepada warga yang sumurnya berbau busuk, yang diduga akibat pencemaran dari limbah tambak udang mereka.
Fendi mengatakan, air yang disuplai kepada warga adalah tampungan air kolam besar untuk tampungan air hujan.
“Kami juga salurkan air tersebut ke beberapa warga yang terdampak melalui aliran pipa,” ujar Fendi.
Dikatakan Fendi, pihaknya setiap hari antar air memggunakan tedmon 2.000l liter.
“Sambil menunggu proses pemasangan pipa selesai, sementara itu kami masih mengusahakan sumur yang layak pakai, supaya diterima masyarakat semuanya,” kilahnya.
Sementara itu, tim media ini mencoba menghubungi Pengawas Tambak Udang PT SMJM, Prawoto alias Woto melalui sambungan telepon.
Namun, pesan WA maupun telepon yang disampaikan tim media ini, Senin (12/2/2024) malam, belum mendapat respon dari Woto. (JB/BE).