Gas Melon Langka, Ibu ibu di Toboali Resah

Penulis : Bambang Irawan
Editor : Edoy

Be.com

Toboali, Buletinexpres.com — Kelangkaan gas ukuran tiga kilogram beberapa bulan belakangan ini membuat keresahan warga, khususnya ibu ibu yang memang keseharian nya berhubungan langsung di dapur, atau bagi mereka pelaku UMKM yang menggunakan gas melon.

Beberapa narasumber yang berhasil dibincangi oleh awak media ini mengeluhkan atas kelangkaan gas melon tiga kilogram, pasal nya bagi mereka yang keseharian nya berdagang dengan menggunakan gas melon tersebut, bisa merugikan mereka, dan secara otomatis mengurangi pendapatan.

Salah seorang ibu ibu yang kesehariannya berjualan nasi goreng ini nampak sibuk kesana kemari mencari pangkalan gas yang masih ada stock gas, ataupun toko klontong yang biasa mengecer gas tiga kilogram.

“Sudah hampir satu jam saya kesana kemari bang, cuma cari gas tiga kilo, tapi kosong, kalau ada ketemu yang jual eceran pun tak masalah, yang penting ada,” keluh Ani, Sabtu (22/10/2022)

Kebanyakan ibu ibu rumah tangga maupun pelaku UMKM, lebih memilih beli di pangkalan, walaupun harus mengantri, tapi harga lebih ekonomis, di bandingkan beli di toko toko yang biasa mengecer jual gas melon. Karena bagi mereka, jika sudah beli di luar agen LPG, otomatis harga lebih mahal.

“Mahal bang, bisa sampai 25.000 – 30.000 per tabungnya, sedangkan kita hanya jualan kecil-kecilan, kita terpaksa saja beli di eceran dari pada usaha tidak berjalan,” ungkapnya

Pantauan di lapangan memang benar adanya kelangkaan gas melon saat ini sedang sangat sulit didapatkan di setiap Desa yang ada di daerah Kabupaten Bangka Selatan.

Awak media ini pun berusaha untuk mencari tahu apa penyebab dari kelangkaan ini apakah penyalurannya yang berkurang atau seperti apa.

Salah satu agen resmi gas LPG di jalan raya Puput Desa Gadung menjelaskan, kalau koata gas LPG tiga kilo miliknya sebetulnya banyak, hanya saja waktu datang tidak sesuai koata yang ia punya.

“Saya juga tidak tahu apa penyebab kelangkaan gas melon ini, akan tetapi saya lihat jika dari kedatangan gass melon itu, seminggu hanya di antar 70/80 tabung saja. Selama seminggu tiga kali pengantaran,” jelas pemilik pangkalan, Minggu, (23/10/2022)

“Padahal saya punya 200 tabung yang tiga kilo, tapi datang nya sedikit, tidak seimbang dengan koata yang saya punya,” sambungnya.

Disinggung berapa harga jual ke counsumen, ia menjawab sesuai yang di tetapkan pemerintah maupun pertamina.

“Saya jual tetap sesuai harga Pertamina Rp.19.000,” pertabung, kalo org jual di eceran saya kurang tahu cuma memang ada yang berjual seharga 25.000 sampai 30.000, tapi kita no coment lah ya,” pungkasnya. (Red)