Bantuan Sapi PMK tidak Sesuai Harapan

Penulis : Aditya JB

BE

Bangka Tengah, Buletinexpres.com – Gegara menggantikan Sapi PKM tak sesuai harapan, program APBN melalui kementerian Pertanian tercoreng.

Masalah ini berawal dari Petani di Desa Cambai penerima bantuan Sapi PMK (penyakit mulut dan kuku), Pemkab Bangka Tengah (Bateng) mengeluhkan tidak menerima ganti rugi satu sen pun atas pergantian tersebut.

“Sapi yang terpapar PMK itu sudah hampir 2 tahun saya pelihara, dan itu sedang hamil pak, namun saat pencairan, saya tidak menerima satu sen pun dari Dinas,” ujar WN warga Desa Cambai Kabupaten Bangka Tengah kepada tim Jobber (Journalis Babel Bergerak), Rabu (10/01/2024).

Padahal keluh WN, dirinya sudah membantu melakukan proses pencairan ke Bank terkait, seperti bolak balik ke Bank dan juga membeli materai dengan uang pribadi.

“Saya bolak balik ke Bank nya Pak, malah materai untuk pencairan itu saya beli dengan uang pribadi demi mengharapkan bantuan,” ujarnya dengan raut wajah sedih.

WN mengaku saat mengurus pencairan tersebut, Ia selalu bersama pihak kesehatan hewan (keswan) dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah, drh. Sadyaswati Nusandari.

“Ngurus pencairan ke Bank selalu bersama bu Nusan, sayang e ku hanya melihat duit e bae pak, dak dapet ape lah ngurus sapi hampir 2 tahun tu,” sesal WN.

Kendati Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah melakukan penggantian dengan total uang Rp230 juta dari jumlah 23 ekor sapi yang mati karena terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).

Artinya, Pemkab Bateng sudah menggantikan Sapi PMK kepada Petani senilai Rp10 juta.

Hal itu juga sudah ditegaskan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangka Tengah Sajidin beberapa waktu lalu pada saat penyerahan bantuan.

“Satu ekor sapi yang mati itu diganti dengan uang senilai Rp10 juta dan kambing Rp1,5 juta per ekor,” katanya.

Namun dalam praktik dilapangan, WN tetap tidak mendapatkan konpensasi satu sen pun dari merawat sapi PMK selama hampir 2 tahun itu.

Saat dihubungi tim Jobber, drh. Sadyaswati Nusandari meminta media ini untuk menanyakan langsung kepada Sub Koordinator Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah, drh Rahmawati.

“Saya tidak bisa menjelaskan Bapak ke kantor saja, tanya langsung ke dokter Rahma,” jawabnya singkat.

Sementara Sub Koordinator Kesehatan Hewan (keswan) Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah, drh Rahmawati yang dihubungi tim jobber menyebutkan penggantian itu berupa Sapi bukan uang.

“Dalam perjanjian kita Sapi diganti Sapi tapi bukan uang, begitu pak,” ujar drh. Rahmawati, Kamis (11/01/2024).

Menurutnya, Sapi yang mati itu adalah bantuan pemerintah yang sistemnya bergulir.

“Sapi yang mati itu akan digantikan dengan Sapi yang baru, dan boleh dipelihara oleh bapak yang bersangkutan, sementara bapak itu (WN-red) sudah dikasih tau sama dokter Nusan,” Bapak mau memelihara lagi diberi kesempatan memelihara sampai dengan 2 kali beranak, lalu akan digulirkan induknya dan yang laki untuk bapak, kalau bapak tidak mau sapi yang dari pergantian (pembelian baru) akan dipindahkan kepada orang lain yang mau memelihara sapi tersebut,” ujar drh. Rahma menirukan ucap dokter Nusan kala itu.

Diakui drh. Rahmawati bahwa uang penggantian PMK itu sudah dibelikan sapi yang baru lagi.

Dalam kesepakatan itu bapak WN, kata drh. Rahma tidak menyanggupi lagi untuk memeliharanya, maka dari itu, Sapi yang baru dibelikan, dipindahkan ke orang lain yang mau memeliharanya, jadi sapi nya ada, dan sudah di pelihara orang lain.

Menurut drh. Rahma, jika petani itu merasa dizolimi, ya sebaiknya bisa duduk bareng dengan bapak itu, agar masalah ini selesai.

“Sebaiknya permasalahan ini kami bisa duduk bareng untuk menyelesaikannya bersama bapak itu, jangan sampai masalah ini bantuan sapi bergulir Pemkab Bangka Tengah tercoreng,” ujar Rahma.

Diketahui : PMK merupakan penyakit hewan menular akut yang menyerang hewan berkuku belah antara lain sapi, kerbau, kambing, domba dan babi dengan tingkat penularan mencapai 100% dengan kerugian ekonomi sangat tinggi. (Tim JB/BE).