Algafri Pimpin Upacara Peringatan Hari Ibu

Penulis : Deka

BE.com

Bangka Tengah, Buletinexpres.com — Bupati Kabupaten Bangka Tengah, Algafri Rahman pimpin upacara memperingati hari ibu yang ke-94 Tahun 2022, di halaman kantor Bupati Bateng, Senin (26/12/2022).

Bupati Bangka Tengah, Algafri Rahman mengatakan upacara memperingati hari ibu yang ke 94 ini mengusung tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”.

“InsyaAllah apa yang kita lakukan ini juga adalah sebuah bukti pemerintah Bangka Tengah sangat komitmen dalam memberikan perhatian terutama kepada para ibu,” kata Algafri seusai memimpin upacara Hari Ibu yang ke 94.

Menurutnya, peringatan hari ibu merupakan bentuk kepedulian bersama kepada sosok seorang ibu.

“Ini juga ingin kita berikan semangat teman-teman semuanya bahwa memperingati hari ibu bukan hanya seremonial saja tetapi kita juga akan memberikan hal-hal yang lain,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Bangka Tengah, Me Hoa yang bertugas membacakan sejarah hari ibu menyampaikan gema sumpah pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pemimpin perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.

“Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa. Selanjutnya, atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22 – 25 Desember 1928 diselenggarakan kongres,” kata Me Hoa, saat membacakan sejarah hari ibu.

Ia menambahkan, Perempuan Indonesia yang pertama kali di yogyakarta. Salah satu keputusanya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa indonesia menjadi bangsa yang merdeka. Dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan indonesia menjadi perempuan yang maju.

Bupati Bangka Tengah Algafri Rahman kiri, Ketua DPRD Bateng Mehoa Kanan

“Pada tahun 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkeompelan Istri Indonesia (PPII). Pada tahun 1935 diadakan kogres perempuan indonesia II di jakarta. kogres tersebut disamping berhasil membentuk badan Kogres perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama perempuan Indonesia sebagai ibu bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya,” ujarnya.

Kemudian lanjut dia, pada tahun 1938 Kogres perempuan Indonesia iii di bandung menyatakan bahwa tanggal 22 desember sebagai hari ibu. Selanjutnya, dikukuhkan oleh pemerintah dengan keputusan presiden nomor 316 tahun 1959 tentang hari-hari nasional yang
Kemerdekaan dengan pembangunan nasional.

“Peringatan hari ibu dimaksudkan untuk senantiasa mengingatkan seluruh rakyat indonesia terutama generasi muda, akan makna hari ibu sebagai hari kebangkitan dan persatuan serta kesatuan perjuangan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan perjuangan bangsa. Untuk itu perlu diwarisi api semangat juang guna senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan Makmur berdasarkan pancasila dan uud 1945,” jelasnya.

Menurutnya, semangat perjuangan kaum perempuan indonesia tersebut sebagaimana tercermin dalam lambang hari ibu berupa setangkai bunga melati dengan kuntumnya yang menggambarkan. Kasih sayang kodrati antara ibu dan anak. Kekuatan, kesucian antara ibu dan Perempuan indonesia yang pertama kali di yogyakarta.

“Salah satu keputusanya adalah dibentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama perikatan perkoempoelan perempoean indonesia (PPPI). Melalui pppi tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan indonesia menjadi perempuan yang maju,” bebernya.

Me Hoa menjelaskan bukan hari libur tertanggal 16 desember 1959, yang menetapkan bahwa hari ibu Tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur. Tahun 1946 badan ini menjadi kongres wanita Indonesia disingkat kowani, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.

“Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 desember tersebut kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi kesatuan pergerakan perempuan indonesia. Hari ibu oleh bangsa indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga,” jelasnya.

Untuk itu, kata Me Hoa, jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga Negara, masyarakat dan sebagai abdi tuhan yang maha esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakkan dan mengisi. Pengorbanan anak; dan Kesadaran perempuan untuk menggalang kesatuan dan persatuan, keikhalasan bakti dalam pembangunan bangsa dan negara. Semboyan pada lambang hari ibu merdeka melaksanakan dharma mengandung arti bahwa tercapainya

“Persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara kaum perempuan dan kaum laki laki merupakan kemitraan sejajaran yang perlu diwujudkan, dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan, kemajuan dan kedamaian bangsa indonesia,” pungkasnya. (Red)