Alasan Buat Perumahan, Tambang Samping Pemukiman Kampung Dul Ini Memicu Kemarahan Warga

Editor : Bangdoi Ahada

BE.com

Pangkalan Baru, Buletinexpres.com — Awalnya, kepada warga, kuasa pemilik tanah Suwandi di RT 09 Kelurahan Dul Kecamatan Pangkalanbaru Kabupaten Bangka Tengah ini menyebutkan akan membuat perumahan.

Janji ini tentu membuat masyarakat sekitar tanah yang berukuran sekitar 1 hektar tersebut merasa senang.

Pasalnya tanah yang sebelumnya tumbuhi semak belukar itu, bakal menjadi perumahan yang tentunya akan membuat ramai kawasan sekitar.

Namun apa hendak dikata, ternyata janji tersebut hanya kedok belaka.
Seiring waktu, alat berat hadir untuk mengeruk tanah di perbatasan dengan rumah warga.

Lalu dua unit ponton Tambang Inkonvensional (TI) menggunakan mesin dompeng menderu siang malam di tanah yang katanya mau dibuat perumahan tersebut. Tentu saja hal ini membuat warga sekitar marah.

“Ternyata mereka menambang timah di tanah ini,” ujar Darlo, warga sekitar.

Akibat aktivitas alat berat excavator di samping rumah warga, telah menyebabkan beberapa rumah sekitar lokasi tambang tersebut mengalami retak.

Rumah paling parah adalah milik Darlo ini.

Rumah salah satu warga yang retak akibat tambang timah

“Ini pak beton rumah kami sudah retak-retak. Kalo sudah begini siapa yang bertanggungjawab. Apa mau Pak Suwandi atau Pak Johan benarin rumah saya yang retak-retak ini,” ujar Darlo.

Sebagian warga yang berkumpul di lokasi pada Sabtu (11/3/2023) sore menyatakan kepada Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber) yang melihat langsung lokasi tambang, bahwa mereka tidak menyangka bahwa kuasa lahan tersebut berbohong kepada mereka.

“Senanglah Pak. Mereka mengatakan kepada kami bahwa ini akan dibuat perumahan. Bahkan akan membuat jalan di samping ini, sebagai jalan keluar. Eh dak tahunya nurunin mesin dua ponton,” tukas Har.

Disebutkan Har, pemilik tanah tersebut adalah Suwandi, yang sudah lama membeli tanah itu dari warga. Sedangkan pembeli pasir timah bernama Johan.

“Betul Pak, ini memang tanah Pak Suwandi. Luas tanah ini mungkin adalah sehektar. Di sebelah sana berbatasan langsung dengan perkuburan Kampung Dul. Dan yang sebelah sini berbatasan langsung dengan rumah warga,” tukas Har.

Dikatakan warga, beberapa aparat sudah pernah meninjau lokasi tambang di tanah Suwandi ini, namun hanya sekedar meninjau, tidak ada reaksi apapun.
Sementara para pekerja seperti pepatah “Anjing Menggonggong Kafilah Tetap Berlalu”.

Selain membuat rumah warga retak, deru mesin dompeng dari dua unit ponton TI juga mengganggu warga sekitar.

“Pokoknya kami menolak tambang di lokasi ini,” tandas warga bersamaan.

Ditanyakan warga, jika mau dibuat perumahan, mengapa harus ditambang, dan tanah dikeruk dan dikumpulkan menjadi gundukan tanah.

“Harusnya ditimbun. Ini kok dikeruk-keruk. Lalu izin perumahan mana,” tanya warga.

Saat Tim Jobber ke lokasi, terlihat dua gundukan tanah di lokasi. Terlihat juga dua unit ponton TI lengkap dengan selang berwarna biru dan kuning.

Sememtara alat berat excavator yang sebelumnya mengeruk tanah, terlihat pakir di bawah batang-batang diujung tanah yang berbatasan dengan Polsek Pangkalanbaru.

“Lokasi ini dekat dengan Kantor Polsek Pangkalanbaru Pak. Itu di ujung. Dan juga dekat dengan sekolah dan SPBU,” tandas warga.

Saat ditanya apa yang diinginkan warga saat ini?

“Kami sepakat menolak,” ujar warga serempak sambil mengepalkan tangan. (Tim JB/BE)