Editor : Ahada
BE.com
Bangka, Buletinexpres.com — Kadiv PAM PT Timah Tbk, Wing Handoko menyatakan bahwa lokasi Pantai Batu Ampar yang ditambang oleh Edi, Joko dan Ce Nini bukan IUP PT Timah Tbk.
Wing justru meminta aktivitas tambang di Pantai Batu Ampar tersebut diviralkan dan dilaporkan kepada Aparat Pengak Hukum (APH) di Kabupaten Bangka.
“Sudah dapat dipastikan bukan IUP PT Timah Tbk, karena sudah tidak ada Wilayah IUP PT Timah yang tumpang tindih dengan kawasan Hutan Lindung. Viralkan dan laporkan kepada APH setempat. Saya yakin APH setempat pasti juga tau permasalahan itu.
Trims infonya,” ujar Wing, saat dikonfirmasi Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), Kamis (20/4/2023).
Diakui Wing, bahwa pihaknya sudah melakukan cross check terhadap status lahan yang saat ini digarap oleh tiga sekawan (Edi, Joko dan Ce Nini) tersebut, ternyata tidak masuk WIUP PT Timah Tbk.
“Sudah saya jawab dan silahkan saudara tulis jawaban ini kembali sebagai jawaban berita tersebut. Saya tunggu beritanya,” tantang Wing.
Seperti diberitakan sebelumnya, kawasan Pantai Batu Ampar yang berada di Jalan Lintas Timur Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka, porak poranda dihajar penambang pasir timah illegal.
Pantauan Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), Minggu (16/4/2023) siang, tampak mesin TI sedang beraktivitas di tengah kawasan sempadan pantai yang sudah hancur lebur bagaikan bekas perang tersebut.
Kawasan yang dahulunya banyak ditumbuhi pohon cemara laut, kini menjadi hamparan padang pasir.
Belasan lubang camui ikut menghiasi kawasan sempadan pantai yang sudah rusak parah.
Informasi yang berhasil dirangkum Tim Jobber, menyebutkan bahwa bos tambang yang menggasak sempadan pantai Batu Ampar ini adalah Edi, Joko dan Ce Nini.
Hanya saja, saat dikonfirmasi Tim Jobber terkait kepemilikan tiga ponton yang menggasak kawasan Pantai Batu Ampar tersebut, ketiganya tidak mengakui dan saling lempar.
Sementara sumber Tim Jobber membeberkan, bahwa tiga orang yang memiliki ponton tersebut adalah Edi, Joko, dan Rangga (Nini).
“Jadi gini bang, di lokasi tambang itu ada tiga mesin, ada tiga orang bang, itu punya Edi No satu, mesin Rangga satu, Joko satu, dan yang ngurus di lapangan adalah Joko bang,” bebernya, Selasa (18/04/2023).
Lebih jauh sumber ini menjelaskan, bahwa lokasi tambang tersebut banyak kandungan timahnya, sehingga dalam kurun waktu lima hari sudah menghasilkan tiga ton pasir timah.
“Banyak timahnya bang, mereka tu benar-benar ngasil bang. Baru jalan lima hari sudah dapat tiga ton lebih. Sekarang sudah berjalan satu bulan lebih bang,” tukasnya.
Hingga saat ini belum ada tindakan dari APH maupun instansi terkait.
Padahal lokasi yang dihantam mesin TI tersebut sudah hancur lebur, dan sudah tidak terlihat mana pantainya.
Justru yang terlihat adalah hamparan pasir dan llubang camui sebagai penghias kawasan pesisir yang disebut-sebut Pantai Batu Ampar ini. (TimJB/BE).