Ratusan Nelayan 12 Desa Tolak Keberadaan TI di Perairan Teluk Kelabat Dalam

Editor : Ahada

BE.com

Bangka, Buletinexpres.com — Ratusan nelayan tradisional yang tergabung dalam Forum Nelayan Pecinta Teluk Kelabat Dalam (FNPTKD), kembali merapatkan barisan menolak keberadaan Tambang Inkonvensional (TI) yang beraktivitas di Perairan Teluk Kelabat, Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka.

Penolakan FNPTKD ini dibuktikan dengan konsolidasi dan doa bersama di Pulau Nanas yang terletak di kawasan Perairan Teluk Kelabat Dalam, pada Sabtu 17 September 2022.

Meski sudah sering dikeluhkan dan dilaporkan oleh FNPTKD ke pihak aparat penegak hukum maupun pemerintah daerah, ratusan bahkan ribuan ponton isap produksi (PIP) maupun TI tetap saja beraktivitas.

Beking kuat yang berada di Teluk Kelabat Dalam tersebut, membuat keluhan maupun laporan FNPTKD tidak pernah membuahkan hasil. Ratusan bahkan ribuan TI tetap saja berjalan, tanpa menghiraukan nasib nelayan yang mencari nafkah di Perairan Teluk Kelabat.

Wilayah Perairan Teluk Kelabat Dalam ini meliputi sekitar 12 Desa yang berasal dari dua kabupaten, yakni Kabupaten Bangka dan Bangka Barat.

Konsolidasi dan Doa Bersama tersebut dihadiri ratusan nelayan dari berbagai desa, antara lain Desa Bakik, Desa Pusuk, Desa Beruas, Desa Pangkal Niur, Desa Riding Panjang dan Desa Kapit.

Selain dihadiri para nelayan, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh beberapa perwakilan organisasi kemahasiswaan.
Maryono selaku Ketua Forum menyampaikan bahwa pertemuan tersebut adalah agenda rutin bagi para nelayan yang tergabung di Teluk Kelabat Dalam.

“Pada forum ini kita saling berbagi informasi dan pandangan untuk saling memotivasi dan konsisten mejaga laut agar tidak dirusak melalui praktik tambang ilegal,” ungkap Pak Yon sapaan akrabnya Maryono ini.

Dalam perbincangan santai tersebut, beberapa nelayan yang lain turut menambahkan bahwa dampak penambangan ilegal yang dilakukan di Perairan Teluk Kelabat Dalam sangatlah besar dan mengakibatkan tangkapan nelayan berkurang drastis, bahwakan tak jarang nelayan tidak mendapatkan hasil sama sekali, dikarenakan ekosistem laut yang semakin rusak. (Tim Jb)