Editor : Ahada
BE.com
Penagan, Buletinexpres.com — Kabarnya Tambang Inkonvensional (TI) di Pantai Desa Penagan Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka ini sudah berhenti.
Ternyata saat Tim Journalis Babel Bergerak (JoBber) meninjau langsung ke lokasi pantai yang menjadi kawasan lokasi rehabilitasi hutan mangrove tersebut, masih ada beberapa ponton yang sedang terparkir rapi, bahkan ada juga yang sedang beraktivitas, Senin (05/09/2022).
Miris nya lagi, papan nama di pintu masuk menuju pantai yang bertuliskan “KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE” ternyata sudah disobek oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Lokasi yang cukup terpencil dan luput dari pantauan Satgas Penambangan Timah dan Aparat Penegak Hukum (APH) tersebut membuat oknum masyarakat ini masih berani menambang di Laut Penagan.
“Beberapa ponton itu milik warga sinilah Pak. Kami hanya mencari rezeki. Tetapi kalo yang besar-besar itu, kami tidak tahu punya siapa,” ujar warga sekitar yang mengaku bernama Ical ini, saat dijumpai Tim Jobber tidak jauh dari pinggir pantai.
Informasi yang dihimpun oleh Tim Jobber di lokasi, ada juga warga yang menyebutkan bahwa TI di Penagan ini beroperasi malam hari.
“Agar terhindar dari pantauan APH Pak. Maklumlah saat ini, banyak yang mengincar Laut Penagan ini,” ujar Sul.
Meski tidak secara terang-terangan, Sul mengatakan bahwa banyak Bos Bos timah yang ingin masuk di Laut Penagan.
“Ibarat pepatah Pak, Gajah sama Gajah berebut makanan, tapi semut yang menderita, terinjak-terinjak Gajah yang rakus,” tukas Sul.
Sul dan dua temannya yang sempat diajak berbincang-bincang Tim Jobber, mengharapkan Pemerintah berlaku adil terhadap rakyat.
“Jangan kami yang kecil-kecil ini yang selalu ditertibkan. Coba kalo berani KIP atau PIP yang tidak sesuai dengan aturan SPK atau aturan K3 tersebut. Mentang-mentang mereka Bos-Bos, sehingga kesalahan mereka seolah tidak pernah terlihat. Yang adilah,” tandas Sul, yang diaminkan oleh rekan-rekannya.
Pantauan Tim Jobber, aktivitas di sekitar Laut Penagan memang tidak semarak satu bulan lalu. Hanya saja, meski terkesan tenang, namun masih terlihat beberapa aktivitas membuat ponton TI.
Sementara yang lainnya terlihat sedang beroperasi, dan suara deru mesin Robin juga terdengar hingga ke pinggir pantai.
Diberitakan sebelumnya sekitar satu bulan lalu, tepatnya Selasa (16/8/2022), tampak ratusan ponton isap sedang bersiap-siap beraktifitas di bibir pantai.
Informasi yang dihimpun Tim Jobber di lokasi, aktifitas ponton isap tersebut baru berjalan dua minggu, tetapi jumlah yang sudah mendaftar kepada panitia desa hampir 700 KK.
“Lah banyaklah Bang. Kalo dak salah hampir 300 ponton. Setiap hari ada saja ponton yang dibuat,” ujar warga ini, Selasa (16/8/2022).
Diakui beberapa warga yang sempat ditanya Tim Jobber, bahwa untuk ikut menambang di lokasi pantai tersebut harus memiliki Kartu Keluarga (KK) Desa Penagan.
“Ini untuk rahasia kita saja ya Bang, sebagian yang modali tambang ini adalah orang luar. Itu lihat ada beberapa Bos pasir timah ada di lokasi ini,” tukas warga, yang minta namanya tidak ditulis.
Sejumlah kolektor atau pembeli pasir timah terlihat di lokasi. Para Bos pasir ini, selain memantau ponton-ponton binaan mereka, juga sedang meloby warga untuk menjual pasir timah kepada mereka.
Saat itu, diakui penambang, bahwa pasir timah mereka diharga Rp 110.000 perkilogram. (Tim Jb)