Persoalan Kompensasi KIP, Menjadi Atensi Dirut PT. Timah

BE.com

Pangkalpinang, Buletinexpres.com — Carut marut kompensasi Kapal Isap Produksi (KIP) mitra PT. Timah saat ini, ternyata menjadi atensi Direktur PT Timah Tbk Achmad Ardianto.

Saat dihubungi Tim Jobber, Kamis (11/8/2022) sekitar pukul 08.10 WIB, Dirut PT. Timah Tbk Achmad Ardianto mengakui bahwa persoalan kompensasi mitra PT. Timah Tbk sudah menjadi perhatian dirinya.

“Detil terkait jenis dan besar kompensasi ini sedang saya pelajari,” ujar Achmad Ardianto.

Kabar oknum wartawan makan duit kompensasi KIP Matras beberapa hari ini memang sedang viral.
Pasalnya, jika dihitung-hitung oknum wartawan dan para koncoisnya ini sudah melahap puluhan bahkan ratusan juta duit yang mengatasnamakan media.

Tanpa malu, oknum wartawan dan para koncoisnya tersebut memakan duit KIP untuk keluarga mereka masing-masing.

Lucunya, ketika berita oknum wartawan ini mengembat duit kompensasi KIP, banyak juga oknum wartawan lainnya yang sibuk mengklarifikasi.

Bahkan informasinya ada kelompok yang merapatkan barisan, entah untuk menghilangkan bukti ataukah untuk ikut berpartisipasi.

Menurut Pengurus salah satu KIP Matras, uang tersebut ditransfer langsung oleh pengurus ataupun owner KIP ke rekening oknum wartawan, yang mengatasnamakan koordinator para media.

Satu KIP setiap untuk satu kali bongkar muat berkisar antara Rp 3 juta – Rp 5 juta. Hitung saja, jika sekarang ini ada 7 KIP yang beroperasi di IUP PT Timah dan 6 KIP yang beroperasi di IUP Pemda. Ke 13 KIP ini beraktivitas di Laut Matras.

“Kami mengikuti kesepakatan yang telah ada sebelum KIP kami masuk. Duit langsung di trasnfer kepada yang bersangkutan,” tukas Pengurus KIP ini.

Berbeda dengan penjelasan salah satu panitia KIP Matras.
Menurut salah satu anggota panitia ini, justru duit kompensasi yang diterima oknum wartawan tersebut sebesar Rp 200 per kilogram per setiap KIP bongkar muat.

Satu KIP bisa bongkar pasir timah dua kali dalam satu minggu, dengan kapasitas bongkar berkisar 40-50 ton.

“Hitung sajalah Bang, Rp 200 x 40 atau 50 ton setiap KIP dalam sekali bongkar. Jika mereka bongkar dua kali seminggu, kalikan saja dengan 4 minggu lalu dikali 7 KIP. Duit ini dimakan oleh kelompok kecil mereka,” ujar panitia KIP ini.

Diakui anggota panitia ini, mereka tidak mentransfer atau membagikan duit kompensasi ke media ataupun LSM secara langsung.

“Kalau untuk masyarakat memang kami yang ngaturnya, ada kompensasi Rp 1.500 per kilogram. Tapi kalo untuk media dan LSM langsung ditransfer ker rekening mereka oleh pihak KIP,” ujarnya.

Sementara En yang disebut sebut sebagai penerima dana kompensasi dengan mengatasnamakan media, justru tidak bisa dihubungi, berapa kali media ini menghubungi lewat nomor ponsel nya, tapi tidak diangkat, begitupun saat di konfirmasi melalui chat WA nya, juga tidak balas. (Red)