Mengintip Aktifitas Club Malam Yang Berkedok Cafe di kota Pangkalpinang

Oleh : Dedy Kurniawansyah

 

BE

Pangkalpinang, Buletinexpres.com — Gemerlap lampu menjadi ciri khas sebuah cafe, dimana biasanya pemilik Cafe menggunakan hiasan lampu gemerlap itu untuk menarik minat pengunjung agar bisa datang sambil menikmati suguhan minuman dingin maupun hangat, sembari berleha leha sejenak sambil menikmati hiburan yang disuguhkan.

Akan tetapi ada yang berbeda dari penampilan sebuah Cafe yang biasa saya kunjungi. Walau letaknya sedikit agak kebelakang, namun keberadaannya tidak bisa dipungkiri, masih ditengah tengah pusat kota.

Ini lah yang menjadi pengalaman pertama saya saat memasuki sebuah Pab’s Cafe and Resto yang terletak di Kelurahan Opas Indah, yang digadang gadang sebuah Cafe yang cukup high class.

Saya disambut dengan gemerlapan lampu yang berkelap kelip, kilatan lampu laser beriringan dengan hentakan sound sistem yang memutar house music, yang dimainkan oleh seorang Disk Jockey (DJ)

Pemandangan pertama yang penulis saksikan saat memasuki pintu Pab’s Cafe and Resto selebar kurang lebih dua meteran, saya menyaksikan beberapa remaja tanggung mengelilingi meja persegi seukuran meja di ruang tamu rumah saya.

Sebenarnya itu bukan lah hal yang aneh, dan bukan rahasia umum. Hanya saja bedanya adalah yang terhidang di atas mejanya.

Dibeberapa meja yang saya lihat, rata rata pengunjung memesan minuman berjenis alkohol, yang sepertinya memang sudah disediakan oleh pemilik maupun penanggung jawab Cafe tersebut.

Pemandangan yang paling memukau penulis adalah sepasang remaja dewasa, yang telah menghabiskan hampir lima botol minuman bermerk Bintang, sehingga mengundang decak kagum saya, kok bisa ya, seorang wanita muda bisa menghabiskan minuman beralkohol yang notabene bisa membuat mabuk bahkan bisa membuat orang tak sadarkan diri.

Pemandangan lainnya terlihat tiga pria muda yang ditemani oleh dua wanita cantik yang berpenampilan sexi dan aduhai, sehingga mengundang hasrat kelaki lakian ku. Penulis sempat heran dan bertanya tanya, apa yang mereka minum, karena pelayan Cafe hanya menyuguhkan gelas dan sebuah tempat yang besar dan panjang, mirip sebuah blender berukuran besar dan ada kran nya. Karena penasaran penulis pun bertanya, ternyata itu yang dinamakan Pitcher.

Kesimpulan penulis adalah, jika dalam satu meja dihuni lebih dari 3 atau 4 orang, mereka menggunakan Pitcher agar lebih simple, dan isinya tetap sama berisikan minuman yang mengandung alkohol.

Bukan itu saja, pemandangan yang membuat saya miris adalah sekelompok remaja tanggung, atau Anak Baru Gede, (ABG) yang juga ditemani anak remaja perempuan, sedang menikmati minuman jenis bir berukuran besar, bahkan sudah terhidang 5 botol, ditambah jenis minuman lainnya.

Ironis memang, dimana anak seusia mereka harus nya belajar di rumah, atau mengerjakan sesuatu hal yang positif, namun kenyataannya yang penulis saksikan pada malam itu diluar nalar dan pikiran, apakah orang tua mereka tidak mengontrol anak anaknya, apakah mereka korban broken home dari tingkah laku kedua orang tuannya. Sehingga itu semua menimbulkan pertanyaan dibenak penulis.

Belum lama berselang saat saya memperhatikan hiruk pikuk nya gemerlap didalam sebuah Pab’s Cafe and Resto, saya merasakan kebelet mau buang air kecil, dan saya menuju toilet pria, belum sampai saya ke pintu toilet, saya mendengar suara orang batuk seperti tercekik, dan apa yang saya lihat membuat saya terperanjat, karena pemandangan itu membuat saya mual, karena saya melihat seorang remaja yang sepertinya mabuk minuman keras itu sedang muntah, dan muntahannya pun berhamburan di dalam closet berdiri, sehingga membuat mata saya berkunang kunang, dan perut saya pun ikut ikutan mual, padahal saya tidak minum seperti apa yang mereka minum.

Alhasil saya pun tidak jadi buang air kecil, karena aroma muntahan tadi jelas berbau alkohol dan bercampur aroma lainnya, yang membuat saya risih dan jijik.

Melihat keadaan itu saya coba sedikit berbincang dengan beberapa karyawan Pab’s, dari hasil perbincangan kami itu saya mendapatkan gambaran, kalau Cafe yang saya datangi itu bebas, tanpa harus ditanya identitas batas usia, yang penting datang bawa cukup uang.

Nun jauh disana dari sebuah meja bar saya duduk, saya memperhatikan sebuah meja yang banyak dikelilingi anak anak remaja, baik laki laki maupun perempuan. Seperti kebanyakan pengunjung lain nya, meja itupun penuh dihiasi dengan botol botol minuman yang saya duga mengandung alkohol, cuma bedanya lebih banyak lagi.

Tapi yang menjadi pusat perhatian penulis bukan karena meja atau isi mejanya, tapi seseorang yang persis menghadap lurus ke saya. Saya kepikiran kalau seseorang itu pasti lah pria yang banyak duit, yang mentraktir rekan rekan semejanya. Dan si pria yang menjadi pusat perhatian saya itu pun asyik dengan menenggak minuman nya tanpa menggunakan gelas.

Rasa penasaran saya pun terjawab, ternyata si pria tersebut adalah seorang Manager ataupun penanggung jawab dari Cafe yang ia naungi. Pantas saja ia menjadi Arjuna bagi rekan rekan semejanya.

Saya jadi heran, apakah pemangku wilayah setempat tidak mengetahui dengan adanya aktifitas didalam Cafe tersebut. Sehingga kegiatan didalamnya berangsur aman aman saja.

Sementara mengacu pada Peraturan Daerah (PERDA) kota Pangkalpinang Nomor 2 Tahun 2016 menyebutkan : Pelarangan Terhadap Pengadaan, Peredaran, Dan Penjualan Minuman Beralkohol.

Mungkin bisa saja peraturan yang dibuat itu sudah tidak berlaku lagi, karena sejauh pengamatan penulis tidak ada tindakan apapun dari Aparat yang berwenang, atau sudah ada tindakan dari Aparat Penegak Hukum, tapi tidak diindahkan oleh pemilik ataupun penanggung jawab dari Cafe tersebut. Sehingga terkesan masa bodoh. (Red/BE)

Sekian dari saya