BE
Bangka Barat, Buletinexpres.com — Masyarakat Kampung Ulu, Kelurahan Tanjung, Kecamatan Mentok, Kabupaten Bangka Barat (Babar), dikejutkan dengan amblasnya sebagian dinding panel penahan air kolam retensi Mentok, pada Jumat (16/02/2024) lalu.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, amblasnya sisi bawah panel beton itu diduga lantaran tidak dibangun dengan pondasi yang kuat, sehingga sisi bawah panel tersebut tidak menyatu sempurna dengan batu alam yang terdapat tepat dibawah panel.
“Kalau setelah kita lihat kondisinya itu, pekerjaannya hanya menumpang di atas batu alam yang sudah ada,” ujar salah seorang Tokoh Masyarakat Kampung Ulu, M Rusdi Anwar saat dikonfirmasi sejumlah wartawan pada Selasa (20/02/2024) pagi di kediamannya.
Rusdi menambahkan bahwa hasil dari proyek sebesar Rp6,8 miliar yang didanai oleh Pemprov Babel tahun anggaran 2023 yang baru beberapa bulan rampung tersebut ibarat bom waktu.
“Ini seperti bom waktu, boleh panggil orang ahli, bakalan jebol semua pasti, bukan mendahului takdir tuhan karena buktinya hujan kemarin jebol. Padahal baru jadi, sudah begitu, gimana kalau ada hujan seperti tahun-tahun lalu yang lebih besar dan berhari-hari,” ujarnya.
Edi Jinggo, sapaan akrabnya meminta ahli kontruksi untuk memastikan serta mengecek langsung jika memang pernyataannya adalah fitnah.Yang pasti dalam hal ini, Edi tidak mau menyalahkan atau menjatuhkan siapapun, serta tidak bersyukur atas niat baik pemerintah.
“Dengan keadaan masih hujan saat ini, yang paling saya takutkan jika tanggul jebol bisa jadi air bah, membahayakan, mati orang semua. Kami tidak paham masalah administrasi, biaya, teknis, yang kami minta ini bagus dan bukan malah akan menimbulkan korban,” ungkap dia.
Oleh karena itu, ia harap pemerintah di dalam proyek tersebut bisa mengambil tindakan cepat. Andai dinilai tidak bisa berfungsi maksimal, mending tidak ada sama sekali dan dirobohkan saja. Toh, lebih baik tidak ada sehingga ketika banjir terjadi, kondisinya tidak ada penahan air.
“Mewakili masyarakat Kampung Ulu, ya silahkan buktikan sendiri ucapan saya. Asalkan dia berpikir netral dan positif, tidak pojokan siapa-siapa, bahaya tidak itu. Debit air bukan 1 sampai 2 liter sera tendangan air itu besar, jangan sampai sudah ada korban, baru gerak,” tambah Edi
“Kalau bisa diambil tindakan jelas. Apa dirobohkan semua atau diperbaiki, jika mau dirobohkan kita (masyarakat) siap bantu dari pada ada korban. Sekali lagi ini demi kebaikan bersama, saya justru senang adanya upaya pemerintah dan bangun proyek ini, asalkan profesional,” pungkasnya. (Red/BE).