Penulis : Tim Jobber
BE
Jebus, Buletinexpres.com – Puluhan hektar pohon mangrove di pantai Bembang Dusun Pebuar, Desa Sungaibuluh, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat, Luluh Lantak dihantam sejumlah alat berat dan aktivitas tambang ilegal,
Selasa (09/01/2023) siang.
Tercatat kurang lebih ada delapan unit alat berat berbagai di lokasi tambang tersebut.
Sebagian dari mereka tampak mencabik cabik habitat pohon mangrove pantai Bembang.
Mulai dari, merk Hitachi, Cobelco dan Sunward. Selain memporak- porandakan tanaman manggrove menggali lobang tambang.
Keberadaan 8 unit alat itu, melakukan aktivitas penambangan Ilegal yang diduga masuk dalam Kawasan Hutan Lindung (HL).
Dari informasi yang diperoleh tim Jobber, dua orang pengusaha tambang dan pemilik alat berat diduga menjadi dalang di balik aktivitas penambangan yang menggunakan alat berat tersebut.
Mereka juga disinyalir
bermain mata dengan Aparat Penegak Hukum (APH) setempat sehingga sampai saat ini aktivitas tambang tersebut berjalan mulus.
Tambang Inkovensional (TI) yang di kenal sebutan TN itu di sebut sebut telah beroperasi sejak beberapa bulan yang lalu.
Dan santer kabarnya, aktivitas tambang dan alat berat tersebut dijaga seorang oknum APH dari Palembang Sumatera Selatan.
Bahkan oknum tersebut tercatat sebagai anggota aktif yang berdinas di Kabupaten Bangka Barat.
Nur (37) warga Pebuar, ketika berpapasan sejumlah media saat hendak mencari timah (ngelimbang-red) mengatakan, penambangan timah yang berjalan di hutan mangrove tersebut diduga milik San yang orang tuanya tercatat sebagai salah satu Calon Legislatif (Caleg).
“Punya San yang bapaknya mau nyalon dewan itu nah pak, sudah lama kerja disini biasa lah orang kaya mana bisa di tangkap,” kata Nur.
Dilanjutkan Nur, kegiatan penambangan timah di lokasi hutan mangrove diketahui masyarakat sekitar merupakan kawasan hutan lindung, karena beberapa kali pernah dirazia.
Baik dari Kepolisian Polda Bangka Belitung jajaran dan pihak Kehutanan KPHP Jebu Bembang Antan, namun anehnya aktivitas tersebut kian menjadi jadi.
“Dulu itu sering razia, tapi disini sudah tujuh bulan aman aman saja, biasa lah pak kalau sudah tidak datang lagi biasanya sudah main mata. Terus kalau yang sebelah ini orang mentok tidak tau siapa nama yang punya, kata orang bos besar juga,” ungkapnya.
Terpisah Doni warga kecamatan Jebus, ketika ditemui beberapa orang wartawan, menceritakan dahulu pohon pohon mangrove tersebut tumbuh subur.
Bahkan pemerintah Kecamatan dan Kepolisian pernah menggelar penanaman bersama pohon mangrove dalam memperingati hari mangrove sedunia waktu itu.
“Dulu belum ada TI hutan mangrove lebat disini, sekarang bapak lihat lah habis sudah, oke pak saya mau pulang bahas orang hebat seperti bos bos itu tidak habis habisnya, orang kuat mana ada yang berani menangkap,” cetus doni sambil menunjukan paras senyum dan sontak meninggalkan sejumlah wartawan.
Kapolsek Jebus, Kompol Albert Daniel, berjanji akan turun melakukan pengecekan ke kawasan pantai Bembang Dusun Pebuar, Desa Sungaibuluh, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat.
“Iya pak kami cek, terimakasih atas informasinya,” kata Albert kepada tim Jobber.(Tim JB/BE).