Parah, DAS Selindung Mentok Dihajar Tambang, Warga : Ada Anggota yang Ngawal

Penulis : Tim Jobber

 

BE

Mentok, Buletinexpres.com —  Parah, sudah satu tahun lebih aktivitas tambang illegal di Daerah Aliran Sungai (DAS) Selindung, tepatnya masuk kawasan Dusun Pal 6– Desa Air Belo Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat, dihajar para penambang.

Warga Dusun Selindung sudah resah, akibat aktivitas dari ratusan pekerja yang beraktivitas di ponton-ponton yang menggasak DAS Selindung tersebut.

Para pekerja ini kebanyakan orang dari luar Desa Selindung, bahkan sebagian dari luar Pulau Bangka.

“Terus terang Bang, aktivitas tambang di sini sudah sangat meresahkan, karena sudah seringkali terjadi perkelahian dan pengancaman,” ujar Mol, warga Selindung kepada Tim Journalis Babel Bergerak (Jobber), Sabtu (09/12/2023).

Diakui Mol, dirinya dan kebanyakan warga Selindung merasa terganggu dan khawatir dengan banyaknya orang-orang yang tidak dikenal berada di wilayah Dusun Selindung tersebut.

“Semakin lama aktivitas tambang ini semakin meresahkan Bang. Semakin banyak berdatangan orang-orang yang tidak dikenal, dan ini sangat membahayakan keamanan dan kenyamanan masyarakat Selindung,” ungkap Mol.

Diceritakan Mol, aktivitas tambang illegal di DAS Selindung tersebut sudah lama berjalan.

Sekarang ini ada sekitar 50 ponton yang beroperasi di DAS Selindung. Aktivitas ponton-ponton ini diawasi oleh sedikitnya 60 orang pantia.

Puluhan ponton yang merusak Daerah Aliran Sungai Selindung Mentok, dalam kurun waktu satu tahun.

“Orang-orang yang menjadi anggota panitia ini bertugas menjaga agar timah yang dihasilkan dari ponton tidak dijual keluar,” tukas Mol.

Saat ditanya siapa saja yang menjadi koordinator ponton-ponton tersebut? Dijelaskan Mol, dirinya hanya tahu ada empat orang yang berinisial To, Bu, Ba dan En.

“Sebenarnya banyak Bang koordinator di sini, tetapi yang dikenal warga ya empat orang itulah,” tandas Mol.

Dikatakan oleh Mol, para koordinator dan panitia ini mengatasnamakan masyarakat Air Belo.

Pasalnya, lokasi aktivitas puluhan ponton ini memang berada di ujung DAS Selindung, yang berbatasan dengan Desa Air Belo.

Sedangkan untuk hasil timah dari ponton-ponton tersebut ditimbang di dua pos penimbangan, yang dikelolah oleh Ro dan Iw.

“Kalo untuk kolektornya kami tidak tahu Bang. Kalo kita tanya kepada pemilik atau pekerja ponton, mereka jual bebas. Tetapi kalo untuk penimbangan dikelolah oleh  Ro dan Iw,” tandas Mol.

Mewakili masyarakat Selindung, Mol berharap aparat penegak hukum mampu dan mau menertibkan aktivitas tambang illegal yang sudah merusak DAS Selindung tersebut.

Selama ini, kata Mol, APH seakan tidak berani menertibkan tambang illegal di DAS Selindung. Akibatnya, dengan bebas para pemilik dan pekerja ponton menggasak DAS Selindung hingga hancur seperti sekarang ini.

Sementara itu, warga Selindung lainnya Sai mengatakan selama ini masyarakat Selindung sudah sangat resah dengan adanya aktivitas tambang illegal.

Namun, mereka tidak mampu berbuat apapun terhadap aktivitas ratusan pekerja dari luar Bangka, yang meramaikan kawasan Selindung itu.

“Jangankan kami Bang, APH juga tidak berani. Infonya ada anggota berseragam yang mengawal tambang di Selindung itu Bang. Ya gitulah Bang. Kami hanya bisa berdoa, semoga mereka-mereka itu kena azab Allah SWT. Aamiin,” doa Sai pasrah. (Tim JB/BE).